TEMPO.CO - Bagi Renata Owen, kunjungan ke Italia awal bulan lalu membuahkan kenangan lebih dari sekadar berfoto di Menara Pisa. Dalam Bologna Book Fair 2016, tiada hari ia lewatkan tanpa menyuguhkan demonstrasi menggambar untuk buku cerita anak. Satu karyanya, yang dilengkapi manik-manik, menarik minat seorang penulis buku anak Swiss. Karyanya pun dibeli seharga 50 euro—sekitar Rp 763 ribu.
Bukan harga yang Renata lihat. “Ini pengalaman pertamaku melepas karya original untuk dijual,” ujarnya kepada Tempo dalam peluncuran buku Dru dan Kisah Lima Kerajaan—yang ilustrasinya ia buat—di Jakarta Barat, dua pekan lalu.
Menggambar dengan tangan merupakan sarana bagi Renata menuangkan perasaannya. Sebagai ilustrator profesional, dia lebih banyak mengandalkan program grafis di komputer. “Itu bagai anak sendiri. Aku pakai cara tradisional untuk karya personal,” ujar perempuan asal Surabaya tersebut. Dia mau merelakan lukisan tangannya terbang ke Swiss karena si pembeli mengatakan karya Renata memberinya inspirasi.
Renata, 24 tahun, merupakan ilustrator yang karyanya banyak menghiasi iklan-iklan di Indonesia. Gambarnya pernah menghiasi kemasan Aqua dalam kampanye "Temukan Indonesiamu" tiga tahun lalu. Saat itu, dia masih kuliah di Universitas Ciputra Surabaya jurusan desain komunikasi visual.
Kecintaan Renata terhadap gambar-menggambar muncul dari kecil. Meski orang tua tak mengarahkan bakatnya, dia terbiasa meninggalkan jejak di mana pun. Renata mengatakan buku pelajaran sekolahnya tidak ada yang bebas dari coretannya. Lepas dari bangku kuliah, dia memantapkan diri menjadi ilustrator lepas. Selain bisa menyalurkan minat, profesi itu sesuai dengan cita-citanya, bekerja tanpa ikatan jam kantor. "Aku biasa mulai bekerja setelah jam makan siang," katanya.
Bologna Book Fair 2016 merupakan pengalaman pertamanya menghadiri pertemuan penulis dan ilustrator buku anak internasional. Dia bisa hadir di sana berkat karyanya di Dru dan Kisah Lima Kerajaan, cerita anak yang ditulis Clara Ng.
Secara prinsip, Renata emoh dikenal sebagai ilustrator satu jenis industri. Dia ingin karya-karyanya bisa diaplikasikan pada banyak hal yang ia sukai. Entah itu produk fashion, sampul buku, album musik, atau kemasan kosmetik. Menjadi ilustrator buku anak pun jadi langkah pertama Renata masuk ke industri baru.
Menggambar untuk buku cerita anak memberi tantangan tersendiri. Renata, yang biasanya membuat ilustrasi berupa ornamen dan perempuan cantik, kini harus menjajal karakter lain. Dia mesti menggambar raja, hewan, bahkan monster—yang selama ini belum pernah ia lukiskan. “Aku ingin style-ku tetap bisa terlihat,” kata Renata.
Akhirnya, jadilah sosok siput yang eksentrik, penuh dengan ornamen menarik di sekujur tubuhnya. Belum lagi sosok raja dan monster yang tak menyeramkan, lengkap dengan detail ornamen khas Renata. Setelah menggambar untuk Dru, yang dimulai tiga tahun lalu, Renata kini menyiapkan ilustrasi untuk buku mewarnai Dru.
Menggambar, baik dengan pena maupun komputer, seperti menjadi napas bagi Renata. Kalau guratan pertama sudah tercipta, dia seperti lupa waktu. "Saya ingin menggambar seumur hidup," katanya.
AISHA SHAIDRA