Thank you, High End Teen!
Hai-Online: Renata Owen, Ilustrator Pengantar ke Negeri Dongeng
Renata Owen, Ilustrator Pengantar ke Negeri Dongeng
Berawal dari hobi iseng sejak masa kecil, menggambar jadi passion yang berujung jadi profesi bagi dara kota Pahlawan iniiseng sejak kecil dara asal kota Pahlawan Surabaya ini.
“Dari kecil hobi banget corat-coret, isi kepalaku aku tuangkan dalam gambar atau desain grafis, nggak sengaja itu jadi passion dan profesi sampai sekarang,” buka Rena, sapaannya.
Best Graduate Universitas Ciputra Surabaya ini sangat menyukai tema-tema bernuansa nusantara, keanggunan wanita, dongeng klasik, hingga lirik lagu yang sesuai dengan suasana hati.
“Aku ingin kesan pertama orang melihat visualisasi tema karya saya merasa senang dan tersenyum, terlebih menjadi positive thinking,” terang gadis pecandu film-film Disney.
Sentuhan khas yang banyak terpengaruh oleh art Nouveau dan Psychedelic dihiasi dengan aksen batik yang kuatmenjadi karakteristik karya-karya fans berat Victo Ngai ini. “Saya suka dengan pola-pola organik seperti flora, budaya, ulir-uliran, ornamen-ornamen rumit, dibumbui warna-warna yang lembut dengan gradasi yang menarik, flowy, dan mengalir,” beber pengumpul notebook dan stationery lucu ini.
Gaya ilustrasinya yang khas bikin karya Rena dilirik banyak khalayak. Clara Ng, penulis kenamaan, memercayakan ilustrasi sampul cover novelnya, Dru and Tale of The Five Kingdoms pada Rena. Begitu pula Lewis Carroll untuk bukunya The Nonsense Tail.
“Novel Clara Ng adalah novel pertama yang aku buat (ilustrasinya), aku belajar menyesuaikan diri dengan karakter dan cerita anak di dalamnya. Cukup sulit. Pengerjaannya pun berbulan-bulan,” kenang Rena
Prestasi Rena nggak berenti di situ. Sebuah merk air mineral kenamaan juga memercayakan ilustrasi kemasannya kepada Rena. Mantan Internship LeBoYe Designini juga didapuk mengerjakan project art campaignmereka
“Temukan Indonesiamu” untuk rangkaian perayaan ulang tahun mereka. “Awalnya dihubungi salah satu advertising agency di Jakarta mengenai project ini. aku diharuskan membuat label botol edisi khusus tentang eksplorasi Indonesia dengan campaign Temukan Indonesiamu, pas sekali dengan identitas karyaku yang serat akan nuansa budaya, bersyukur sekali deh!, ” ungkap penyuka warna peach ini.
Selain itu, nama Rena ada juga mejeng sebagai salah satu artisan di IAF Detik Exhibition di di Esplanade Theatre Singapore 2013 lalu. Luar biasa produktif!
Kini, cewek manis ini memilih bekerja jadi ilustrator lepas. Tanpa kantor, ia menerima pesanan ilustrasi dari berbagai klien, betapapun banyaknya tantangan yang harus ia hadapi.
“Nggak mudah juga jadi seorang illustrator, kadang perlu dua kali bikin sketsa hingga ditolakide nya sama klien, kemudian yang biasanya memakan waktu beberapa hari saja untuk pembuatan art work personal, khusus pengerjaan art work klien bisa sampai berbulan-bulan selesainya,” tutup Rena.
Salut dengan totalitasmu, Rena!
Media Indonesia: Illustrasi di Botol hingga Puisi
PUISI bukan cuma indah di lirik, tapi juga ilustrasi. Renata Owen, ilustrator muda, kembali eksis da- lam buku The Nonsense Tail yang bergambar 40 ilustrasi puisi.
Buku itu merupakan wujud pencapai- annya sebagai artis yang terpilih dalam Quickly Support Local Talents. Namun, sebelum buku itu, karya Renata bisa jadi telah akrab di mata publik negeri ini dalam kemasan salah satu merek air minum kemasan saat mereka merilis tema ulang tahun ke-40.
Yuk, ngobrol dengan Renata tentang proses kreatif dan pentingnya tampil berbeda.
Proyek terbaru kamu?
Aku sekarang lagi ngerjain proyek buku anak. Aku sebagai ilustratornya, bekerja sama dengan penulisnya, Clara Ng. Ini proyek buku anak pertama aku dan akan publish Desember ini oleh penerbit Gramedia.
Sejak kapan kamu suka ilustrasi?
Sudah dari kecil sih, waktu masih TK sudah suka gambar. Setelah aku mengenal komputer, aku jadi makin suka gambar de- ngan pen tablet dan menggambar digital.
Setelah lulus SMA, aku mantap ambil Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Ciputra, Surabaya. Awal kuliah dapat proyek untuk jadi desainer grafis lepas. Awal kuliah sih suka graphic design, tapi sekarang mau fokus ke ilustrator.
Portofolio kamu?
Aku sudah pernah ngerjain proyek dari Danone Aqua, memvisualisasikan keka- yaan alam Indonesia ke dalam sebuah rancangan grafis yang kemudian dijadikan gambar di label kemasan botol Aqua.
Aku juga terpilih sebagai artis dalam program Quickly Support Local Talents. Aku buat ilustrasi seasonal campaign quickly dan desain merchandise, seperti tote bag dan pouch.
Genre ilustrasi kamu?
Susah ya kalau dibilang ke arah mana karena susah untuk mengelompokkan ilustrasi ke kategori ini atau itu. Mungkin ke arah ilustrasi ornamental.
Aku itu desainnya meliuk-liuk dan banyak ornamen, terus suka pakai warna- warna cerah karena segmentasi aku kan cewek.
Aku juga sering kombinasi budaya Indonesia. Kalau dulu orang lihat batik warnanya cokelat terus kesannya tua, aku mengemas batik dengan penambahan ornamen-ornamen baru dan warna yang aku anggap enak dilihat.
Ceritakan dong tentang The Nonsense Tail, buku ilustrasi kamu ini?
Itu hasil karya skripsi. Aku sengaja buat visualisasi puisi karya Lewis Carroll karena memang jarang yang buat buku seperti itu. Di buku itu, aku visualisasikan 10 puisi dengan 40 ilustrasi dengan gaya ornamental dan khas. Aku mengerjakan buku itu sambil buat laporan skripsi waktu itu, sekitar dua bulan kira–kira.
Tantangan saat mengerjakan proyek?
Mengatur waktu sama mood sih karena kalau dalam pembuatan desain, susah juga ngatur mood-nya. Aku biasanya buat note atau target tertulis, minggu ini harus sudah selesai ngerjain apa. Penting juga lo nyusun playlist lagu sebelum mengerjakan proyek.
Contohnya, aku ngerjain proyek buku anak, aku lis dulu lagu–lagu anak sebelum mulai gambar. Cara itu ampuh sih buat naikin mood sama jadi punya imajinasi
Di mana kamu pajang karya?
Di http://renataowen.daportfolio.com atau di media sosial aku dengan nama id Renataowen.
Publikasi karya lewat media sosial disebut-sebut berpeluang dicuri. Tanggapan kamu?
Itu sudah biasa sih. Mungkin karena masih minimnya kesadaran masyarakat tentang hak cipta sebuah karya. Karya aku juga pernah dicuri orang untuk desain kaos lalu dijual secara umum.
Kiat untuk para pegiat ilustrasi?
Rajin latihan dan proaktif, seperti mencari referensi atau biografi ilustrator yang disukai. Sering-sering juga unggah karya di media sosial dan di situs portfolio, seperti daportfolio.com, kreavi.com, dan deviantart.
Jadi, orang lain bisa tahu karya kita. Dulu aku dapat job atau pekerjaan desain karena orang lihat karya aku online. Satu lagi, yang penting punya ciri khas, style sendiri.
Industri kreatif sangat berkembang. Kampus–kampus juga sudah mulai ba- nyak jurusan desain komunikasi visual. Peminat profesi ilustrator juga sudah banyak. Event–event yang berhubungan dengan industri kreatif, seperti pameran karya, juga sudah banyak diadakan, contohnya, Popcon Asia. Sekarang, orang sudah sadar menggambar bisa menghasil- kan uang. (M-1)
Detik.com: Mengenal Renata Owen, Ilustrator Cantik yang Nge-hits
Bologna - Bila membincang siapa ilustrator muda Indonesia berbakat saat ini, sulit untuk tidak menyebut nama Renata Owen. Karya gadis ini banyak dipakai sejumlah industri ternama. Yang terbaru, ilustrasi Renata menjadi hiasan utama gerai Indonesia diBologna Children's Book Fair 2016.
Renata lulusan desain Komunikasi Fisual, Universitas Ciputra, Surabaya. Lulus pada 2013, ia menjadi ilustrator lepas untuk bermacam-macam industri dari periklanan, pengemasan produk, cinderamata sampai fashion.
Pada tahun 2013, saat masih kuliah semester tujuh, ia mengerjakan ilustrasi untuk pengemasan botol Aqua dengan tema 'Temukan Indonesiamu". Dalam setiap kemasan Aqua dan billboard Aqua pada 2013 itu, selalu dicantumkan nama Renata Owen sebagai illustrator.
"Ini kerja profesional aku yang pertama," kata Renata. Gadis kelahiran Oktober 1991 ini masih merasa lucu tentang tarif honor untuk proyek Aqua tersebut.
"Untungnya klien baik hati, justru mereka yang menaikkan honor sendiri," cerita Renata yang menambahkan nama Owen di belakang namanya karena sangat nge-fans pemain bola Michael Owen.
Renata mendapat bayaran puluhan juta rupiah untuk ilustrasi Aqua tersebut. Nilai yang lebih besar dibandingkan proyek dia sebelumnya saat membuat ilustrasi kaos khas Surabaya yang rata-rata dibayar Rp 150 ribu per ilustrasi.
Pada Agustus 2013, Renata memajang ilustrasi botol Aqua karyanya dan buku skripsinya yang berjudul 'The Nonsense Tail' dalam Popcon Asia di pameran budaya pop terbesar di Indonesia.
The Nonsens Tails merupakan buku ilustrasi yang dibuat Renata untuk puisi yang diambil dari cerita Alice in Wonderland. Produser film Shanty Harmayn yang melihat skripsi Renata itu tertarik dan langsung berminat untuk membeli hak ciptanya.
"Mbak Shanty terinspirasi untuk membuat buku yang bercerita tentang petualangan gadis cilik Indonesia di dunia dongeng," tuturnya.
Pada 2014, baru ditetapkanlah Clara Ng sebagai penulis buku itu. "Aku kan belum tahu banyak tentang penerbitan buku anak, aku tanya temanku seorang ilustatror buku anak, Evan, temanku itu bilang semua ilustrator buku anak pasti ingin ngerjain karya Clara. Wow. Maka aku tidak ragu lagi aku bilang oke dan akan mengerjakannya secara maksimal," ujar gadis berambut panjang ini.
Buku itu kemudian diberi judul 'Dru and The Tale of The Five Kingdom' dalam edisi bahasa Inggris dan 'Dru & Kisah Lima Kerajaan' dalam edisi bahasa Indonesia. Buku ini akan diluncurkan pada akhir April 2016.
Saking semangatnya, gambar yang dibuat Renata terlalu banyak. Ia menggambar 150 ilustrasi, sementara yang dipakai untuk buku Dru tidak sampai 100 gambar.
"Kita di-deadline selesai sebelum Frankfurt Book Fair sebab Clara diundang untuk datang di acara itu," jelas Renata.
Koran Tempo: Renata Owen Ingin Menggambar Sepanjang Hidup
TEMPO.CO - Bagi Renata Owen, kunjungan ke Italia awal bulan lalu membuahkan kenangan lebih dari sekadar berfoto di Menara Pisa. Dalam Bologna Book Fair 2016, tiada hari ia lewatkan tanpa menyuguhkan demonstrasi menggambar untuk buku cerita anak. Satu karyanya, yang dilengkapi manik-manik, menarik minat seorang penulis buku anak Swiss. Karyanya pun dibeli seharga 50 euro—sekitar Rp 763 ribu.
Bukan harga yang Renata lihat. “Ini pengalaman pertamaku melepas karya original untuk dijual,” ujarnya kepada Tempo dalam peluncuran buku Dru dan Kisah Lima Kerajaan—yang ilustrasinya ia buat—di Jakarta Barat, dua pekan lalu.
Menggambar dengan tangan merupakan sarana bagi Renata menuangkan perasaannya. Sebagai ilustrator profesional, dia lebih banyak mengandalkan program grafis di komputer. “Itu bagai anak sendiri. Aku pakai cara tradisional untuk karya personal,” ujar perempuan asal Surabaya tersebut. Dia mau merelakan lukisan tangannya terbang ke Swiss karena si pembeli mengatakan karya Renata memberinya inspirasi.
Renata, 24 tahun, merupakan ilustrator yang karyanya banyak menghiasi iklan-iklan di Indonesia. Gambarnya pernah menghiasi kemasan Aqua dalam kampanye "Temukan Indonesiamu" tiga tahun lalu. Saat itu, dia masih kuliah di Universitas Ciputra Surabaya jurusan desain komunikasi visual.
Kecintaan Renata terhadap gambar-menggambar muncul dari kecil. Meski orang tua tak mengarahkan bakatnya, dia terbiasa meninggalkan jejak di mana pun. Renata mengatakan buku pelajaran sekolahnya tidak ada yang bebas dari coretannya. Lepas dari bangku kuliah, dia memantapkan diri menjadi ilustrator lepas. Selain bisa menyalurkan minat, profesi itu sesuai dengan cita-citanya, bekerja tanpa ikatan jam kantor. "Aku biasa mulai bekerja setelah jam makan siang," katanya.
Bologna Book Fair 2016 merupakan pengalaman pertamanya menghadiri pertemuan penulis dan ilustrator buku anak internasional. Dia bisa hadir di sana berkat karyanya di Dru dan Kisah Lima Kerajaan, cerita anak yang ditulis Clara Ng.
Secara prinsip, Renata emoh dikenal sebagai ilustrator satu jenis industri. Dia ingin karya-karyanya bisa diaplikasikan pada banyak hal yang ia sukai. Entah itu produk fashion, sampul buku, album musik, atau kemasan kosmetik. Menjadi ilustrator buku anak pun jadi langkah pertama Renata masuk ke industri baru.
Menggambar untuk buku cerita anak memberi tantangan tersendiri. Renata, yang biasanya membuat ilustrasi berupa ornamen dan perempuan cantik, kini harus menjajal karakter lain. Dia mesti menggambar raja, hewan, bahkan monster—yang selama ini belum pernah ia lukiskan. “Aku ingin style-ku tetap bisa terlihat,” kata Renata.
Akhirnya, jadilah sosok siput yang eksentrik, penuh dengan ornamen menarik di sekujur tubuhnya. Belum lagi sosok raja dan monster yang tak menyeramkan, lengkap dengan detail ornamen khas Renata. Setelah menggambar untuk Dru, yang dimulai tiga tahun lalu, Renata kini menyiapkan ilustrasi untuk buku mewarnai Dru.
Menggambar, baik dengan pena maupun komputer, seperti menjadi napas bagi Renata. Kalau guratan pertama sudah tercipta, dia seperti lupa waktu. "Saya ingin menggambar seumur hidup," katanya.
AISHA SHAIDRA
Printerous Artist of the Week: Ornamen Detail Khas Renata Owen
Renata Owen adalah seorang ilustrator berusia 23 tahun yang berbasis di Surabaya. Karya-karyanya dikenal dengan ciri ornamen-ornamen yang detail, palet warna yang indah, kaya akan kesan dreamy dan menyenangkan. Ia adalah seniman yang produktif dan telah melakukan banyak pameran. Ilustrasinya sempat dipilih untuk Danone AQUA Temukan Indonesiamu Desain Label dan ditempatkan pada AQUA 600 ml di seluruh Indonesia. Yuk kita bahas lebih mendalam tentang Renata Owen!
Hai Renata! Bagaimana kamu mendeskripsikan karya-karyamu? Apa yang membuat karyamu unik dan melambangkan dirimu?
Karya aku merupakan ilustrasi yang menggambarkan keindahan dan lekukan ornament serta detail-detail kecil yang manis, berwarna-warni, lush, dan anggun. Aku senang menangkap perasaan-perasaan sedih dan bahagia dalam karyaku karena aku merasa bahwa selalu ada sisi baik dan buruk dalam semua hal.
Sudah berapa lama berkecimpung di dunia grafis dan seni?
Aku telah bekerja secara freelance di bidang ini sejak 2011, namun mulai serius fulltime di bidang ini pada tahun 2013 sejak lulus kuliah.
Sejak kapan kamu memulai gaya yang unik ini dalam karyamu?
Aku sebenarnya kurang tahu dan tidak sadar kapan aku memulai gaya seperti ini, aku hanya menggambar apa yang senang aku lihat. Aku banyak menyerap dan terpengaruh dari seniman-seniman lain juga. Gaya-gaya dalam karyaku juga masih akan selalu berkembang.
Darimana saja kamu mendapat inspirasi untuk berkarya?
Kebanyakan dari musik dan lirik lagu, juga dari cerita-cerita yang aku baca, dari folklore dan dongeng. Aku suka nuansa misteri dan fantasi dari dongeng-dongeng.
Siapa saja seniman favoritmu?
Seniman-seniman yang aku idolakan itu antara lain James Jean, Victo Ngai, Teagan White, dan Takashi Murakami.
Kesibukan kamu sekarang apa? Ada proyek yang sedang dikerjakan?
Ya, ada. Aku sedang mengerjakan sebuah buku kolaborasi dengan salah satu penulis Indonesia.
Menurutmu, bagaimana situasi skena seni di Indonesia saat ini? Bagaimana perkembangan seniman-seniman lokal di Indonesia?
Seniman lokal saat ini cukup berkembang, mulai muncul beberapa wadah yang menaungi mereka dan juga event-event yang mendukung dikenalnya seni lokal ke masyarakat umum. Eksposur dari internet juga sangat berpengaruh, seniman lokal jadi banyak yang dikenal di luar sana, dan mereka juga bisa banyak belajar dari seniman-seniman yang berada di luar negeri.
Apa yang membuatmu bergabung dengan Printerous Artist Program?
Sebagai artist saya merasa sangat terbantu dengan adanya Printerous Artist Program karena saya bisa berkonsentrasi untuk menciptakan karya-karya baru tanpa harus mengkhawatirkan produksi dan pengiriman produk. Printerous juga dikenal dengan hasil cetakannya yang berkualitas dan brand-nya yang representatif.
Menurutmu, apa yang menjadi keunggulan Printerous?
Printerous memiliki hasil cetakan yang berkualitas prima, dengan finishing cetak yang rapih, pelayanannya juga terjamin. Printerous memiliki website yang terdesain dengan sangat baik dan representatif.
The Jakarta Post: Renata Owen Captures her fantasy-driven imagination
Created with a splash of bright colors, artist Renata Owen's vibrant pieces convey a fantastical universe inhabited by curious characters.
An eclectic appropriation of what goes through an artist's mind, Renata Owen's art is sweeping through the art-illustration scene, commanding attention for being playful and daring, with just a touch of ethnic-styled shapes thrown in for good measure.
'I like to see beautiful things with detailed ornaments and intricate shapes that don't really exist in everyday life, or in our era,' says the Surabaya-based artist.
Though she says she only 'draws what she sees', the fantastical elements of her drawing suggests an imaginative mind. She speaks of the 'flowers, girls in pretty dresses and hair pieces, beautiful birds, butterflies and other flying creatures' that 'pour out of [her] mind'.
'If I had to categorize my visual style onto an era, it would be something in between art nouveau and psychedelia.'
Before she enrolled to study Visual Communication Design, not having formally studied drawing in her younger years, Renata's skill came through her relationship with the local comic art community.
'I have always been the kid who loves to draw. People around me know this well. I always had with me a coloring pencil set, stationery, or any drawing tools ' the kind that you often get as a Christmas present. It was just a hobby, I never went to any kind of formal drawing course,' she says.
Her fate changed when, in high school, she bought a copy of a local art magazine, which had a drawing by Italian designer-artist Simone Legno as its cover.
The drawing was in Legno's characteristic Tokidoki style, and it would firmly establish the kind of vibrant busy quality that Renata still adheres to.
'I instantly fell in love with it. I think Tokidoki was my first significant influence before I went to university. There, I was taught about visual art, graphic design and other things; but I knew that illustration was the one I wanted to focus on'.
Renata's inspiration comes from different things, she says, but what always manages to set the mood is music.
'I am really inspired by music; the melody and especially the lyrics. I love how beautiful words can be arranged into song lyrics, poetry and quotes. My mood is created mostly by a song or a playlist I've made. I always create a playlist for different projects I am working on to help me find the right mood. I find it easy to portray images in my head while listening to music that matches the theme of the project or artwork I'm doing.'
Like many of her peers, Renata does not need a particularly tidy space to work.
'I prefer a neat and clean space but, trust me, you'll always find my desk messy. I can't keep it tidy, I just don't know how. Sometimes it's easier to find things on a messy desk,' she half-jokes.
But for now, Renata is preparing to release her first illustrated-book, Dru and Tale of the Five Kingdoms whose story was written by author Clara Ng. The book will be released worldwide sometime this year ' something that Renata realizes is very significant.
'You could say that I'm currently busy preparing for one of the biggest events of my life.'
Tribunnews.com: Renata Owen, Minatnya Menggambar Grafis Mendatangkan Duit
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keseharian Renata Owen, mahasiswi Universitas Ciputra, Surabaya, tak beda dengan mahasiswi kebanyakan di Kota Surabaya. Aktivitasnya disibukkan oleh kegiatan di kampus dan kini sedang memasuki semester VIII dan mengerjakan skripsi.
Di luar itu, dara yang tinggal di Surabaya Barat, ini larut dengan aktivitas menggambar. Sejak masih duduk di bangku sekolah menengah, Renata memiliki minat yang kuat menggambar grafis. Apalagi oleh sekolahnya dia diperkenalkan pada komputer.
Minat itu makin kuat ketika dia memasuki kuliah. Sejak Sejak awal semester III dia sudah bekerja menjadi desainer grafis lepas yang mengerjakan sejumlah proyek. Dari minat itu, penghasilan pun mulai mengalir.
"Buat saya, semua berawal dari hobi, lalu jadi passion. Segala sesuatu kalau dikerjakan dengan passion akan maksimal hasilnya. Secapek apapun kalau dikerjakan dengan tuntas dan tulus, rasanya seperti nggak sedang kerja. Semua jadi fun," ujar Renata saat Tribunnews.com temui di sebuah kafe di bilangan Sudirman, Jakarta, Rabu (17/4) sore.
Sebuah project baru, baru saja Renata kerjakan. Dia dipercaya Danone, raksasa minuman asal Perancis, untuk mendesain kemasan baru air minum dalam kemasan Aqua ukuran 600 mililiter. Mendapat project ini dari sebuah agency, dalam project baru ini dia diminta memvisualisasikan kekayaan alam Indonesia ke dalam sebuah rancangan grafis, yang kemudian dijadikan sampul kemasan botol Aqua.
Setelah melalui proses penggarapan, dan proofing selama dua bulan, project ini berhasil dia kerjakan. Hasilnya, karya Renata yang begitu kaya dengan kekayaan alam flora dan fauna, sertabudaya Indonesia kini menghiasi sampul Aqua Danone kemasan 600 ml.
Karya dia ini dipakai Danone Aqua untuk menggelar sebuah project campaign bertema 'Temukan Indonesiamu' yang menyasar anak muda Indonesia. Campaign ini menantang mereka untuk membuat karya grafis dengan menggunakan teknik bebas, yang mewakili kekayaan budaya dan alam Indonesia. Ajang ini juga menantang kaum muda membuat karya fotografi yang juga menampilkan kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Danur Tejawati, Brand Manager Aqua kepada Tribun mengatakan, karya grafis Renata yang kini tampil di kemasan Aqua 600 ml menjadi semacam benchmark atau contoh karya grafis buat semua anak muda yang berminat mengikuti kompetisi ini.
Kompetisi ini sendiri digelar melalui situs www.temukanindonesiamu.com dan memuat berbagai kriteria dan persyaratannya.
Menurut Danur, kompetisi ini berlangsung mulai 22 April sampai 17 Juni 2013 dengan
target 1000 peserta dari kalangan anak muda.
Proses penjurian dilakukan dua tahap. Pertama, proses penyaringan, dan tahap kedua penjurian untuk mengerucutkan peserta hingga menjadi tinggal 10 finalis. Dari kesepuluh finalis akan dua pemenang utama, masing-masing satu untuk kategori karya desain grafis dan satu karya fotografi.
Apa rewards-nya? Danur menyatakan, setiap pemenang berhak mendapat hadiah uang tunai Rp 10 juta dan karyanya akan ditampilkan produk Aqua kemasan 600 ml untuk karya grafis yang menang. Sementara, karya fotografi yang menang akan tampil di banner iklan Danone Aqua.
Wayang dan Ibu Pembatik
Dipercaya menjadi desainer untuk kampanye program ini membuat Renata Owen bangga. "Terus terang saya bangga dipercaya merancang label kemasan baru Aqua untuk project ini," ujar dia.
Proses pengerjaan grafisnya memakan waktu dua bulan. Penggalian ide kreatifnya dia lakukan melalui riset di internet diawali dengan pembuatan sketsanya, lalu dianjutkan dengan proses pewarnaan dengan komputer.
Unsur-unsur yang dia tampilkan adalah wayang dan ibu pembatik yang mewakili kekayaan budaya Jawa, bunga Rafflesia Arnoldi mewakili kekayaan fauna Bengkulu di Sumatera, lalu burung jalak bali yang merupakan fauna endemik di Pulau Bali.
Ada juga topeng Malang yang mewakili keberagaman, perisai dan tari dayak yang mewakili kekayaan budaya Indonesia bagian tengah. Tak lupa, Renata memasukkan pula unsur unsur dedaunan yang mewakili iklim tropis Indonesia. Begitu juga kupu kupu mewakili keindahan alam Indonesia, dan burung cendrawasih yang merupakan burung endemik dari Pulau Papua dan Maluku.
Farah Wardani, seorang kurator seni, pengelola Pusat Arsip Seni Rupa Indonesia di Jogjakarta menyambut baik kompetisi semacam ini.
"Program seperti ini bagus karena merangsang generasi muda mengekspresikan keindonesiaan mereka lewat karya kreatif. Apalagi jika karya mereka langsung bisa dipakai dan diaplikasikan pada label kemasan. Ada kebanggaannya di sana," ujar Farah yang juga menjadi salah satu juri ajang ini.
Farah menilai, project seni yang diselenggarakan sektor swasta untuk publik generasi muda di Indonesia cukup jarang. "Saya harapkan ajang ini bisa melahirkan banyak generasi baru seni grafis Indonesia," ujar dia. (Choirul Arifin)
http://www.tribunnews.com/lifestyle/2013/04/17/renata-owen-minatnya-menggambar-grafis-mendatangkan-duit